Pages

Subscribe:

Rabu, 09 September 2015

Materi Tali Temali pecinta alam



Tali Temali
Salah satu peralatan vital yang digunakan dalam kegiatan Manjat Tebing dan penelusuran gua adalah Tali. Ada ungkapan yang sering kita dengar dari penggiat Rock Climbing & penelusuran gua adalah “ Tali Adalah Hidupmu “. Ini bukan hanya sekedar ungkapan, tetapi pasti lahir dari pendalaman atau penghayatan yang dalam terhadap bagaimana tali menjadi sesuatu yang sangat penting, dimana kita menggantungkan nyawa yang kita miliki dengan penuh keyakinan pada seutas tali. Keyakinan kita tentunya didasari karena pengetahuan yang kita miliki tentang tali yang didesain khusus untuk kegiatan kita.

Sejarah Pembuatan Tali  dan Temali  ini pertama kali diperkenalkan oleh W.H. Carothers, seorang ahli kimia dan di produksi oleh E.I. du Pont de Memors and Co. pada tahun 1938. 
Tali dan Temali  dari bahn sintetis, khususnya nylon, pada awalnya hanya diproduksi untuk kepentingan militer dan para pelaut. Kemudian, dengan semakin berkembangnya kegiatan yang mengarah ke alam terbuka, maka tali ini pun mulai dikenal oleh penggiat alam bebas. Disamping itu, tali ini juga mengalami perkembangan dalam hal konstruksi dan bahan pembuatannya.
Sejarah Pembuatan Tali dan Temali di dunia Kegiatan kepencintaalaman atau kegiatan di alam bebas adalah Salah satu peralatan yang sangat penting dan sangat mendukung dalam pelaksanaan kegiatan ini. Tali dan Temali  bagi setiap penggiat alam bebas sudah merupakan kebutuhan utama, yang setiap saat dapat menjadi penolong hidupnya, bahkan dalam kondisi survival. Olehnya itu pengetahuan dan keterampilan tentang Tali dan Temali sangat perlu dipahami sebelum melakukan kegiatan alam bebas.
Tali dan Temali  secara harfiah (menurut arti kamus) berarti untaian-untaian panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat, menggantung dsb. Secara etimologi, tali temali dapat diartikan sebagai segala sesuat yang berkaitan dengan fungsi dan kegunaan tali. Tali dan Temali pada mulanya berasal dari akar-akar pohon. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan, khususnya dalam hal bahan dan konstruksinya. 
Jika Tali dan Temali pada mulanya hanya berupa akar-akar pohon, maka selanjutnya manusia menciptakan tali dari anyaman serat alam dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana. Serat alam yang digunakan kebanyakan dari ijuk atau rambut dan serat alam lainnya seperti kapas, wol, sutera, serta serat tumbuhan yang lain. Sayangnya, tali yang terbuat dari serat alam tersebut masih memiliki keterbatasan, yakni serat alam mudah mengalami pembusukan dan penyusutan sehingga tidak bertahan lama. Hal ini tentunya memaksa manusia untuk mencari alternatif tali yang bagus, dan karena tuntutan kebutuhan akan tali yang semakin meningkat, maka terciptalah tali yang terbuat dari bahan sintetis, yang memiliki daya tahan yang lebih lama dan lebih kuat dari tali yang terbuat dari serat alam. 
Selanjutnya, selama Perang Dunia II , produksi tali dari sera sintetis ini semakin meningkat, sehingga tali yang terbua dari serat alam berkurang di pasaran. Namun setelah perang usai, kelangkaan Tali dan Temali dari serat sintetis mulai terasa. Hal ini disebabkan oleh karena bahnnya yang susah didapat dan harganya yang mahal.
Tali adalah untaian serat panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat, menggantung dsb. Secara etimologi, tali-temali dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi dan kegunaan tali.
Tali pada mulanya berasal dari akar-akar pohon. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan, khususnya dalam hal bahan dan konstruksinya. Jika tali pada mulanya hanya berupa akar-akar pohon, maka selanjutnya manusia menciptakan tali dari anyaman serat alam dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana. Serat alam yang digunakan kebanyakan dari ijuk atau rambut dan serat alam lainnya seperti kapas, wol, sutera, serta-serat tumbuhan yang lain.
Sayangnya, tali yang terbuat dari serat alam tersebut masih memiliki keterbatasan, yakni serat alam mudah mengalami pembusukan dan penyusutan sehingga tidak bertahan lama. Hal ini tentunya memaksa manusia untuk mencari alternatif tali yang bagus, dan karena tuntutan kebutuhan akan tali yang semakin meningkat, maka terciptalah tali yang terbuat dari bahan sintetis, yang memiliki daya tahan yang lebih lama dan lebih kuat dari tali yang terbuat dari serat alam. Tali ini pertama kali diperkenalkan oleh W.H. Carothers, seorang ahli kimia dan di produksi oleh E.I. du Pont de Memors and Co. pada tahun 1938.
Bahan tali
Tali menurut bahannya terdiri atas dua jenis, yaitu tali yang terbuat dari serat alam dan tali yang terbuat dari serat sintetis. Tali yang terbuat dari serat alam seperti rami (hemp), manila, sisal, dsb. Sedangkan tali jenis serat sintetis adalah sbb:
a. Nylon
Nylon adalah nama sebuah zat kimia dari gugusan polyamida. Terdiri atas dua jenis, yaitu Nilon 6 dan Nylon 6.6. Keduanya memiliki sifat yang hampir sama. Nylon 6 memiliki sejumlah nama sesuai dengan tempat pembuatannya, seperti perlon di Perancis, enkalor di Jepang, dan grilon di Swiss. Nylon 6 ini memiliki titik lebur 2150C – 2200C. Nylon t 6.6 terdiri atas dua jenis, yakni Type 707 digunakan pada Bluewater II dan Type Super 707 digunakan pada Bluewater III. Nylon 6.6 ini memiliki titik lebur 2600C. Nylon 6 memiliki Daya Renggang (Stretch Ressistance), Daya Tahan Abrasi (Abbration Ressistance), serta daya tahan matahari yang lebih bagus dibanding Nylon 6.6.0
b. Polyolefin
Polypropylene dan Polyethylene adalah dua jenis Polyyolefin yang memiliki sifat yang dapat mengapung dan tidak menyerap air. Oleh karena itu kedua jenis bahan ini cocok untuk kegiatan yang banyak berhubungan dengan air. Disamping itu tahan terhadap zat-zat asam. Namun demikian tali dari bahan ini tidak cocok untuk kegiatan Rappling dan Prusiking. Polypropylene memiliki titik lebur yang tinggi (1650C) dibanding Polyethylene (1100C – 1200C).
c. Polyester
Tali dari bahan ini biasanya terbuat dari Dacron dan Terylene. Kedua bahan ini sebenarnya hampir sama dengan Nylon, namun Terylene memiliki daya tahan sentakan yang lebih rendah dibanding Nylon. Terylene memiliki daya tahan terhadap asam dan alkalis serta memiliki daya tahan abrasi yang bagus.
d. Serat Campuran (Copolymer)
Mengingat serat-serat sintetis yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dengan cara mencampurkan kedua bahan yang berbeda akan menghasilkan jenis tali yang berkualitas sesuai dengan yang diinginkan. Campuran yang sering dilakukan adalah kombinasi antara Polyester dengan Polyprophylene.
e. Serat Kwalitas Tinggi (High Performance Fibers)
- Kevlar
Serat Kevlar merupakan bahan tali yang memiliki daya tahan pada suhu yang tinggi (8000F atau 4270C) dan memiliki kekuatan tuju kali kekuatan baja. Namundemikian, serat ini tidak than terhadap UV dan beberapa bahan kimia. Kevlar mudah putus jika dibengkokkan, seperti dibuat simpul karena kurang mampu menyerap tekanan longitudinal.
- Spectra
Bahan spectra memiliki kekuatan sampai sepuluh kali kekuatan baja. Tali atau webbing yang terbuat dari bahan ini disebut SPECTRA. Keuntungan dari serat ini adalah tidak mudah meyerap air (mudah terapung), memiliki daya tahan abrasi yang bagus, serta tahan terhadap UV dan bahan kimia. Namun, bahan spectra tidak lentur, tidka kuat jika disimpul, dan memiliki titik lebur yang rendah (1500F atau 660C).
- Liquid Crystal Polymers (LCPs)
Serat ini merupakan serat yang sangat kuat terbuat dari Polymer Kristal cair. Bahan ini memiliki daya tahan terhadap suhu dan bahan kimia yang sangat tinggi.
Konstruksi Tali
a. High-Stretch Kernmantle, tali yang mempunyai elongasi yang tinggi. Tali ini biasanya digunakan untuk Pemanjatan Tebing.
b. Low-Stretch Kernmantle, jenis tali ini mempunyai Elongasi yang kecil dan digunakan untuk kegiatan penelusuran gua
c. Webbing, tali ini adalah jenis tali pipih digunakan sebagai bahan Harness, Foot Loop, Cowstail dan dijadikan Sling untuk pemasangan Anchor.
Persyaratan Tali
Memilih tali yang baik digunakan dalam penelusuran Gua Vertical, harus memenuhi standar minimal dibawah ini :
a. Konstruksinya adalah Kernmantle
b. Breaking Strength, minimal 1500 kg
c. Harus mampu menahan beban sentak minimal dua kali FF1 dengan beban 80 kg.
d. Diameter tali 8 – 11mm
e. Titik Leburnya mencapai 200° C
Diameter Tali
Tali yang sering digunakan berdiameter 3 – 13 mm. Untuk kegiatan Penelusuran Gua vertical tali yang digunakan berdiameter 8 – 11mm. 8 mm sangat baik digunakan untuk gua yang dalam karena ringan yang tentunya memudahkan dalam packing dan membawanya, 9 -10 mm adalah ukuran tali yang standar untuk Caving dan tali 11 mm sangat baik untuk Rescue.
Kekuatan Tali
Untuk mengetahui kekuatan tali kita dapat melihatnya pada Catalog atau Manual Book dari tali tersebut. Biasanya tertulis Breaking Strength (Kekuatan Putus). Satuannya bisa dalam KN (Kilonewton) atau KG (Kilogram). 1 KN kalau dikilogramkan sebanyak 100 Kg. Ada juga yang namanya Numbers of Falls, yaitu berapa kali beban dijatuhkan hingga tali tersebut terputus. (Standarnya menggunakan FF1 dengan beban 80 Kg).
Setelah mengetahui breaking stengthnya yang penting juga harus diketahui adalah SWL (Safe Working Load) atau beban kerja yang aman. Umumnya menggunakan rumus Breaking Strength / 5, kalau penggunaan untuk manusia BS / 10 dan untuk Rescue BS / 15.
Berikut ini table tentang Perbandingan kekuatan tali dengan berbagai ukuran diameter.
Diameter
Elongasi 80 kg ( % )
Kekuatan ( kg )
Jumlah Jatuh
FF1 80 kg,jarak 1m
11
1,25
3000
10+
10
2
2500
8 – 20+
9
3
1800
3 – 10+
8
4
1500
2 – 3
7
4
1000
0 – 2
Webbing solid 25 mm
1500 – 2400
Webbing tubular 25 mm
1800 – 2250
Table Perbandingan Kekuatan Tali
Hal yang harus diperhatikan adalah pengurangan kekuatan tali. Ada berapa hal yang bisa mengurangi kekuatan tali yaitu :
- Ketika dibuat simpul pada tali, maka pada saat itu pula terjadi pengurangan kekuatan. Pengurangan ini tidak permanen. Hanya pada saat ada simpul tersebut, yaitu disebabkan oleh tegangan dan tekanan yang terjadi pada tali akibat simpul yang dibuat.
-  Tali dalam keadaan basah. Tali yang basah bisa berkurang kekuatnnya sampai 35%.
Usia
Kering / Basah
Jumlah Jatuh
FF1 beban 80 kg Jarak 1 m
Baru
Kering
41
Baru
Basah
25
4,5 tahun
Kering
4
4,5 tahun
Basah
4
Test menggunakan tali merk Blue Water II Ø 9mm
Perawatan Tali
Adapun perawatan tali yang dilakukan adalah :
a. Tali baru sebaiknya dicuci sebelum digunakan.
b. Setiap pemakaian perlu dicatat :
- Berapa lama pemakaian.
- Penggunaannya untuk apa.
- Dalam keadaan kering atau basah.
- Menggunakan alat apa, dll.
c. Hindari terkena sinar matahari langsung dalam waktu yang lama.
d. Jangan menginjak tali, karena dapat menekan butiran pasir masuk kedalam tali yang dapat merusak struktur tali.
e. Hindarkan tali dari zat-zat kimia.
f. Setiap habis pemakaian sebaiknya tali dicuci.
g. Mencuci tali sebaiknya menggunakan sikat yang halus atau menggunakan sikat khusus pencuci tali.
h. Sebaiknya tidak menggunakan detergen pada saat mencuci tali.
i. Keringkan ditempat teduh yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
j. Simpan ditempat yang kering dengan temperature yang sedang dan digantung, usahakan tidak menempel pada dinding.
Sistem Pemanjatan
Adalah suatu cara mengatasi suatu rute / jalur tebing dengan bekerja dengan suatu  team pemanjatan,dengan melihat seluruh kondisi baik dari alam maupun team itu sendiri,dan sampai sekarang dikenal  dua sistem pemanjatan yaitu;
1.         AlpineTacttics
Adalah suatu sistem pemanjatan yang dilakukan dengan membawa seluruh peralatan yang dibutuhkan tampa harus turun kembali ke groon/dasar karena setiap titik peristirahatan tampa terhubungkan dengan tali.Dan peralatan hanya cukup  untuk beberpa pitch saja.
2.         Himalayan Tactics
Adalah suatu sistem  pemanjatan dimana salah satu pemanjat merintis terlebih dahulu jalur pemanjatan setahap demi setahap sehinga sampai puncak.
Teknik Pemanjatan
Tekhnik pemanjatan merupakan cara seseorang pemanjat menyeleseikan suatu jalur.Dan tekhnik pemanjatan yang dikenal hinga sekarang yaitu;
a.         Free Climbing
Cara pemanjatan yang hanya menguanakan ketrampilan seseorang pemanjat sedang peralatan hanya sebagai perangkat pengaman saja dan tidak digunakan secara langsung untuk menambah ketinggian.
b.         Artificial Climbing
Cara pemanjatan yang secara langsung menggunakan peralatan untuk menambah ketingian.
c.         Bouldering
Seni pemanjatan pada tebing-tebing pendek yang umumnya untuk melatih kemampuan / kekuatan dalam memanjat.
d.        Soloing
Sistem pemanjatanyang benar mengutamakan ketrampilan seorang pemanjat karena pada teknik ini pemanjat tidak mengunakan peralatan apapun baik hanya sebatas alat pengaman. Serta mengalami perkembangan menjadi beberapa istilah ;
1)   Onsight free solo
yaitu pemanjat tampa tali untuk pertama kali bagi seseorang pemanjat tampa informasi apa-apa mengenai jalur tersebut.
2)   Free solo
yaitu pemanjatan suatu jalur tampa mengunakan tali,tetapi pernah mencoba walaupun belum hafal benare jalur tersebut.
3)   worked solo
yaitu pemanjatan tanpa tali dengan sebelunya pernah mencoba berkali-kali sampai bener-bener hafal mati seluruh permukaan tebing.
Alat Tali Temali
a.         Tali
yaitu fungsi utamanya untuk mengamankan seseorang pemanjat dari kemungkinan jatuh sampai ke dasar. Ada beberapa jenis tali ;
1)         Tali carmentel
Merupakan tali yang terbuat dari serat nilon yang dipital menjadi dua bagian yaitu carn dan mantle dimana carn itu sendiri merupakan bagian  dalam dari tali carmantle sedangkan mantle itu sendiri merupakan bagian luar tali carmantle. Tali ini ada dua jenis  dari elastisitasnya yaitu;
- Static        ;Tali yang memiliki sedikit daya lentur
   - Dinamic    ;Tali yang memiliki cukup daya lentur
2)         Tali serat alam
yaitu tali yang terbuat dari serat alam dan pital, dan tali ini kurang memiliki daya lentur dan kaku untuk disimpul.
3)         Tali Hawserlaid
Yaitu tali yang terbuat dari serat alam sintetis yang dipital seperti serat alam dan sifatnya sama seperti serat alam.
4)         Harnest
Alat ini sering juga disebut tali tubuh karena pengunaannya dikenakan langsung pada tubuh seseorang pemanjat, fungsi alat ini adalah penghubung antara tali dengan pemanjat, alat ini dirancang agar beban jatuh pemanjat tidak mematahkan tulang pinggang pemanjat.
Harnest mempunyai beberapa bentuk dan fungsi yaitu;
a)         Full body
Harnest ini bekerja pada seluruh badan pemanjat dan berguna untuk meringankan beban yang bertumpu pada pinggang saja.
b)        Seat harnest
Harnest ini berbentuk hanya melingkari pinggang serta paha pemanjat saja dan pemanjat lebih bebas bergerak.
c)         Chest harnest
Harnest ini bekerja pada tubuh bagian atas pemanjat dan sering digunakan sebagai alat untuk mengkaitkan peralatan yang digunakan.
b.        Carabiner
Secara prinsip  berguna sebagai alat penghubung antara tali dengan alat lain yang digunakan. Jenis-jenis carabiner menurut bentuknya antara lain bentuk oval dan bentuk D. Menurut jenisnya carabiner ada dua yaitu carabiner yang menggunakan kunci (Srew gate) dan tidak memakai kunci.
c.         Chock
Alat ini merupakan alat pengaman sisip,dengan cara menjepitkan pada rekahan-rekahan tebing.
Ada beberapa bentuk chock antara lain.
1)    Chock stoper
Biasanya alat ini sering dikenal dengan chock berbentuk pipih dan digunakan pada rekahan yang menyudut.
2)    Chock Hexentric
Chock ini berbentuk segi enam dan digunakan pada kondisi rekahan melebar dan rata.
3)    Chock Friend
Dikenal sebagai pengaman pegas dan fungsinya sama dengan chock yang lain namun lebih mudah pemasanganya.
d.        Piton
Alat yang digunakan sebagai pengaman pasak dengan cara menancapkan pada retakan tebing. Piton ini sendiri memiliki berbagai jenis dan bentuknya,antara lain;
1)      Kniffe blades
2)      Angle
3)      Bong-bong
4)      Lost arrow
e.         Hammer
Alat bantu seseorang peanjat untuk memukul / menancapakan berbagai alat-alat yang digunakan serta untuk melepaskan peralatan yang telah dipasang.
f.          Bolt
Yaitu baut untuk memasang hanger pada ramset yang telah tertanam di tebing.
g.        Hanger
Merupakan alat yang berfungsi sebagai kaitan sebuah pengaman dengan cara mengebor.
h.        Hand dryll
Bor tangan manual yang berguna untuk pengeboran dan pada ujungnya dipasang  ramset.
i.          Ramset
Alat sebagai mata bor tebing untuk membuat lubang ditebing sekaligus sebagai ancor permanen untuk memasang hanger.
j.          Webing
Disebut juga dengan flat rope,yaitu tali pita yang terbuat dari bahan serat nilon,dan jenisnya dibagi dua yaitu tubular dan non tabular
k.        Ascender
Alat mekanis bantuan naik dengan cara menitih tali antara lain jumar,basic,Crol.
l.          Descender
Alat mekanis untuk turun antara lain figur of Eight,Auto stop,Rack dan bebarapa jenis lainnya.
m.      Sepatu
Sepatu panjat memiliki fungsi yang sama dengan sepatu biasanya lainnya namun disini ada perbedaan dari bentuk  dan bahannya,sepatu panjat itu sendiri ada dua jenis menurut intensitasnya yaitu;
1)   Sepatu dengan sol kejur berguna untuk pemanjatan yang memerlukan waktu yang lama
2)   Sepatu dengan sol lentur berguna untuk pemanjatan yang tidak membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan kelenturan kaki pemanjat untuk mendapatkan fungsinya.
n.        Chalk bag
Fungsinya sebagai tempat menyimpan magnesium
o.        Sky hok
yaitu alat pengaman sementara yang berbentuk seperti kail
p.        Tangga (etrier)
Tangga ini terbuat dari tali weebing ada pula yang terbuat dari logam. Tangga ini berguna untuik mengatasi jalur yang benar-benar bisa dilewati dengan tanpa menggunakan alat bantu.
Jenis Gerakkan Kaki
a.         friction step
Adalah menempatkan kaki pada permukaan tebing dan mengamankan bagian bawah sepatu pada permukaan gesekan karet sepatu,
b.        egding
Adalah cara kerja kaki dengan menggunakan sisi luar sebelah kanan dari kaki atau sepatu kaki
c.         smearing
Teknik berdiri pada pijakkan dan pada pinggiran
d.        heel hooking
Teknik yang menggunakan kaki untuk mengatasi pijakan yang menggantung yang sulit dijangkau oleh tangan.
Gerakan Khusus Dalam Panjat Tebing
Dalam bergerak sering dijumpai jalan yang sulit dilewati dengan hanya mengandalkan tekhnik  pegangan biasa. Untuk itu, beberapa gerakan khusus yang perlu diketahui.
a.         lay back
Digunakan pada dua tebing yang saling berhadapan dan membentuk sudut tegak lurus dengan cara mendorong kaki pada tebing dihadapan kita dan menggeser-geserkan tangan pada retakan ke atas secara bergantian.
b.        Chimmey
Digunakan pada dua tebing saling berhadapan dan membentuk suatu celah yang cukup lebar untuk tubuh, yaitu dengan cara menyandarkan tubuh kita pada tebing yang ada dibelakang serta menekan kaki dan tangan pada tebing yang lain. Maka chimmey dibagi atas :
1)      Wriggiling
Dilakukan pada celah yang tidak terlalu luas sehingga cukup untuk tubuh.
2)      Backing up
Dilakukan pada celah yang cukup luas, sehingga badan bisa menyusup dan bergerak lebih bebas.
3)      Bridging
Dilakukan pada celah yang sangat lebar sehingga dapat dicapai apabila merentangkan kaki dan tangan selebar-lebarnya.
c.         Chevel
Cara ini dilakukan pada batu yang disebut arate yaitu bagian punggung tebing yang memiliki tebing yang sangat tipis dan kecil. Pemanjat yang menggunakan ini mula-mula duduk sepertti menunggang kuda pada arate, kemudian dengan kedua tangannya didorong bidang batu tersebut, ia mengangkat dan memindah tubuhnya ke atas.
d.        Traversing
Gerakan menyamping dari suatu tempat ke tempat lain
e.         Slap climbing
Dilakukan pada tebing yang licin dan tanpa celah serta kondisi tidak terlalu curam.
Kemampuan Biomotorik
Semua gerak fisik merupakan kerja sama dari unsur-unsur tenaga, kecepatan dan lamanya kegiatan. Kemampuan seseorang individual melakukan suatu latihan sebagai akibat. Oleh karena itu jelaslah bahwa seseorang membutuhkan kemampuan mengontrol untuk dapat melakukan penampilan yang lebih baik. Kekurangan pemahaman atas hal ini menyebabkan sebagian besar atlit panjang tebing tidak bisa berkembang. Mereka banyak terjebak oleh mitos keliru yang beredar dalam kalangan pemanjat yaitu selalu melakuakn latiuhan pemanjatan dengan mengabaikan latihan  fisik mereka. Padahal yang dilakukan adalah laytihan memanjat yang dibarengi dengan latihan fisik spesifik yang sesuai dengan panjat tebing yang dianjurkan oleh bompa (1983).
Etika Penggunaan Tali
Etika penggunaan menentukan segikeamanan bagi keselamatan si pemakai, tanpa memeperhatikan etika maka kemungkinan besar akan menimbulkan malapetaka yang sangat kita tidak inginkan.
Etika tersebut diantaranya :
1)        Pemakaian dan aturan, penggunaan tali sesuai dengan fungsinya.
2)        Jangan menginjak tali ataupun memberi beban pada tali saat disimpan atau membawa tali diseret.
3)        Berikan alas saat tali dipakai dilapangan untuk menghindari dari pengikisan dan simpan pada posisi tergantung saat tidak dipakai
4)        Jauhakan tali dari sumber panas dan usahakan tali dalam kondisi kering
5)        Jangan biarkan tali pada posisi terlentang, simpul terlepas.
6)        Selalu periksa kondisi tali terutama bila terjadi kecelakaan dengan tali tersebut atau setelah beberapa kali digunakan untuk kegiatan.
Macam-macam Simpul / Tali Temali
Simpul merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan tali, sebagaimana tali dengan alat tertentu lainnya.
Secara umum simpul dapat dikatakan sebagai bentuk ikatan dari gabungan dua tali. Yang paling utama dan harus diperhatikan dalam pembuatan dan pemakaian simpul adalah breaking strength tersebut. Kartena adanya suatu simpul pada seutas tali makan pada daerah simpul terjadi penurunan kekuatan tali utamanya. Penurunan tersebut bervariasi sekitar 20 % - 40%
Jadi dalam bentuk suatu simpul sangatlah bijaksana bila telah diketahui breaking strenghtnya, selain kemudahan dalam membentuk dan melepaskan kembali. Penggunaan simpul pada kegiatan Out Door Sport dilingkungan PA sebenarnya hanya beberapa saja yang perlu dipahami dengan benar, ditunjang dengan ketrampilan individu mengkombinasikan berbagai variasi.
Macam macam simpul (tali temali)

1.8 knot / simpul 8















2.water knot / simpul Pita










3.girth hitch knot / simpul Jangkar










4.double fisherman knot / Dobel Nelayan










5.Perusik Knot / Simpul Perusik









6.Bowline Knot / Simpul Kambing










7.Bunny Ears Knot / double 8












8.clove hitch / simpul pangkal










9.buterfly knot / Simpul kupu-kupu














SUMBER :
http://rumpalas170302.blogspot.com/2014/07/materi-tali-temali.html
http://ilmupendakigunung.blogspot.com/2013/03/macam-macam-simpul-tali-temali.html

0 komentar:

Posting Komentar